Saturday, August 30, 2025

Jenis jenis kitab hadis ( 4)

 Kajian Kitab Hadis: Jenis-jenis Kitab Hadis

Bismillāhirraḥmānirraḥīm.

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.


Alḥamdulillāh, washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh. Selamat datang kembali di kajian kita. Pada pertemuan kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan mengenai kitab-kitab hadis berdasarkan penjelasan para ulama, khususnya dari karya Dr. … yang sedang kita kaji.

Sebelumnya telah disinggung bahwa pada masa awal pengumpulan hadis, riwayat Nabi Muhammad ﷺ masih bercampur dengan perkataan sahabat dan fatwa mereka. Contohnya dapat dilihat dalam kitab al-Muwaṭṭa’ karya Imam Mālik, yang di dalamnya tidak hanya terdapat hadis Nabi ﷺ, tetapi juga perkataan sahabat.

Namun, memasuki abad ke-2 dan ke-3 Hijriah, para ulama mulai menyusun kitab-kitab hadis dengan metode yang lebih teratur. Dari sini lahirlah berbagai jenis kitab hadis dengan manhaj (metode) yang berbeda. Secara umum, kitab-kitab hadis terbagi menjadi empat jenis utama:

1. Musnad (jamaknya Masanid)

2. Ṣaḥīḥ (jamaknya Ṣiḥāḥ)

3. Sunan

4. Mu‘jam (jamaknya Ma‘ājim)

1. Kitab Musnad

Kitab Musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan nama sahabat perawi, bukan berdasarkan bab tematik. Misalnya, semua hadis riwayat Abu Hurairah diletakkan di bawah nama beliau, demikian juga hadis Anas bin Malik, Sayyidah ‘Āisyah, dan seterusnya.

• Penyusun pertama: Abū Dāwūd aṭ-Ṭayālisī (133–204 H).

• Yang paling terkenal: Musnad Imām Aḥmad bin Ḥanbal (164–241 H), yang hingga kini masih banyak dicetak dan dipelajari.


Ciri penting kitab musnad:

- Tidak terdapat hadis maudhu‘ (palsu).

- Namun masih memuat hadis dha‘īf, yang bisa dikenali melalui sanadnya.

2. Kitab Ṣaḥīḥ

Kitab Ṣaḥīḥ hanya berisi hadis-hadis yang sahih menurut penulisnya, disusun berdasarkan tema atau bab tertentu, bukan berdasarkan nama perawi.

• Penyusun pertama: Imām al-Bukhārī (194–256 H) dengan kitab al-Jāmi‘ aṣ-Ṣaḥīḥ.

• Kemudian: Imām Muslim (206–261 H) dengan kitab Ṣaḥīḥ Muslim.


Kedua kitab ini dikenal dengan sebutan aṣ-Ṣaḥīḥain (“dua kitab sahih”).


• Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dinilai lebih tinggi kedudukannya dibanding Ṣaḥīḥ Muslim, karena syarat yang dipakai Imam Bukhari lebih ketat: beliau mensyaratkan perawi bukan hanya hidup sezaman, tetapi juga benar-benar pernah bertemu.

3. Kitab Sunan

Kitab Sunan mirip dengan kitab Ṣaḥīḥ karena disusun berdasarkan bab-bab fikih, tetapi berbeda dalam hal kualitas hadis. Kitab Ṣaḥīḥ hanya memuat hadis sahih, sedangkan Sunan juga mencantumkan hadis hasan dan dha‘īf, meskipun biasanya penulisnya menjelaskan kelemahan hadis tersebut.

Empat kitab Sunan yang masyhur adalah:

1. Sunan Abī Dāwūd (202–275 H) – berisi sekitar 4.800 hadis yang dipilih dari 500 ribu hadis.

2. Sunan at-Tirmiżī (209–279 H) – penulisnya menamakan kitabnya al-Jāmi‘. Di dalamnya terdapat hadis sahih, hasan, dha‘īf, bahkan sebagian mungkar.

3. Sunan an-Nasā’ī (251–303 H) – awalnya bernama Sunan al-Kubrā, lalu diseleksi menjadi al-Mujtabā. Kitab ini dianggap paling sedikit memuat hadis dha‘īf.

4. Sunan Ibn Mājah (w. 273 H) – berisi sekitar 4.341 hadis. Namun, kitab ini memuat cukup banyak hadis dha‘īf dibanding kitab Sunan lainnya.

Jika digabung dengan Ṣaḥīḥ Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim, keempat kitab Sunan ini membentuk Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadis Utama).

4. Kitab Mu‘jam

Kitab Mu‘jam disusun berdasarkan nama sahabat atau guru perawi, tetapi diurutkan sesuai abjad (huruf mu‘jam: alif, ba’, ta’, dan seterusnya).

• Penyusun paling terkenal: Imām aṭ-Ṭabarānī (260–360 H) dengan tiga kitabnya:

  1. al-Mu‘jam al-Kabīr (berisi sekitar 52.000 hadis, berdasarkan nama sahabat).

  2. al-Mu‘jam al-Awsaṭ.

  3. al-Mu‘jam aṣ-Ṣaghīr (berdasarkan nama guru perawi, diurutkan menurut huruf).


Kitab mu‘jam ini, seperti musnad, berisi hadis dengan berbagai tingkatan: sahih, hasan, dan dha‘īf.

Kesimpulan

• Musnad: berdasarkan nama sahabat.

• Ṣaḥīḥ: hanya hadis sahih, disusun berdasarkan bab.

• Sunan: berdasarkan bab fikih, berisi hadis sahih, hasan, dan sebagian dha‘īf.

• Mu‘jam: berdasarkan nama sahabat atau guru, diurut sesuai abjad.


Dari sekian banyak kitab hadis, yang paling tinggi kedudukannya adalah Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim. Bersama dengan empat kitab Sunan, semuanya dikenal sebagai Kutubus Sittah, rujukan utama dalam ilmu hadis.


Wallāhu a‘lam.

Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

No comments: