Maulid Nabi dan Rasa Syukur
Di bulan Maulid ini, kita menyaksikan banyak kaum muslimin bergembira menyambut kelahiran Rasulullah ﷺ. Rumah-rumah dan masjid ramai dengan perayaan Maulid Nabi, sebagai ungkapan cinta dan syukur atas hadirnya junjungan kita.
Mengapa umat Islam wajib bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad ﷺ? Ada beberapa alasan yang mendasarinya.
Tiga Alasan Mencintai Rasulullah ﷺ
Menurut para ulama, cinta biasanya timbul karena tiga hal:
1. Mendatangkan manfaat - Kita mencintai seseorang yang memberi manfaat. Rasulullah ﷺ adalah pembawa nikmat iman dan Islam. Melalui beliau, kita mengenal hidayah Allah.
2. Menolak bahaya - Kita juga mencintai orang yang melindungi kita dari musibah. Rasulullah ﷺ kelak akan memberikan syafaat di hari kiamat, ketika manusia dalam keadaan sangat sulit dan putus asa.
3. Sifat-sifat mulia - Bahkan jika tidak merasakan manfaat langsung, kita akan mencintai orang yang terkenal dengan akhlak dan keadilan. Rasulullah ﷺ memiliki semua sifat luhur yang sempurna.
Tiga sebab cinta ini semuanya ada pada diri Nabi Muhammad ﷺ.
Rasulullah ﷺ dan Syafaat di Hari Kiamat
Di padang mahsyar kelak, manusia akan kebingungan menghadapi dahsyatnya murka Allah. Mereka mendatangi para nabi untuk memohon syafaat. Namun hanya Rasulullah ﷺ yang berkata: 'Ana laha, ana laha – akulah pemilik syafaat itu.'
Beliau bersujud, berdoa, hingga Allah memberi izin untuk memberi syafaat kepada umatnya. Begitu besar jasa Rasulullah ﷺ kepada kita, sampai beliau tidak akan tenang sebelum umatnya diselamatkan dari api neraka.
Keteladanan Akhlak Rasulullah ﷺ
Selain bergembira atas kelahiran beliau, kewajiban kita adalah meneladani akhlaknya. Salah satu kisah yang masyhur adalah peristiwa dakwah di Thaif.
Ketika diusir, dicaci, dan dilempari batu hingga terluka, Rasulullah ﷺ tetap bersabar. Malaikat Jibril menawarkan untuk menimpakan gunung kepada penduduk Thaif, tetapi beliau menolak. Dengan penuh kasih, beliau berdoa:
“Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”
Inilah bukti kelembutan akhlak Nabi ﷺ. Hasilnya, dakwah Islam berkembang hingga ke seluruh Jazirah Arab, bahkan sampai ke Nusantara.
Penutup
Dari kisah ini, kita belajar bahwa bergembira atas kelahiran Rasulullah ﷺ bukan sekadar seremonial, tetapi harus diwujudkan dengan mencintai beliau, meneladani akhlaknya, serta memperkuat iman dan takwa kita kepada Allah.
Wallahu a’lam bish-shawab.
No comments:
Post a Comment