Tuesday, September 16, 2025

Ngaji Al Hikam #23

 Ceramah Kitab Al-Hikam – Hikmah ke-23

(Berdasarkan penjelasan Ibnu Athaillah As-Sakandari dan syarah Syekh Ramadan Al-Buthi)



Bismillahirrahmanirrahim.  

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, beserta keluarga dan para sahabat beliau.  


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang di pagi hari ini masih memberi kita nikmat sehingga bisa menunaikan salat Subuh berjamaah. Semoga majelis ilmu ini membawa berkah, kelapangan hati, keberkahan rezeki, serta menjadi pemberat amal kita di akhirat. Amin, Allahumma amin.  


Hari ini kita sampai pada **hikmah ke-23 dalam Kitab Al-Hikam** karya Ibnu Athaillah As-Sakandari. Beliau berkata:  


"Janganlah engkau menunggu-nunggu terbebas dari segala hal selain Allah (al-aghyar). Karena menunggu hal itu hanya akan memutusmu dari muraqabah kepada Allah dalam keadaanmu sekarang."  


### Makna Aghyar

Aghyar berarti segala sesuatu selain Allah yang membuat kita lalai dari-Nya. Selama kita hidup di dunia, kita tidak akan pernah terlepas dari aghyar—dari cobaan, kesibukan, godaan, dan hal-hal duniawi. Itulah tabiat dunia.  


Jika seseorang menunggu saat terbebas sepenuhnya dari dunia, berarti ia tidak memahami hakikat dunia. Tempat istirahat sejati hanyalah ketika seorang hamba wafat dan bertemu Allah. Selama masih hidup, dalam kondisi apa pun, selalu ada cobaan.  


### Fase-fase Ujian Dunia

- Masa muda: cobaan berupa kesenangan dunia, fisik yang sehat, semangat besar namun sering lalai dari ibadah.  

- Masa dewasa (sekitar usia 40 tahun): cobaan berupa kesibukan bekerja, mengurus keluarga, mencari nafkah.  

- Masa tua/pensiun: tetap ada cobaan. Tidak ada yang benar-benar bebas dari urusan dunia sampai ajal tiba.  


### Hakikat Dunia

Dunia adalah tempat ujian. Semua orang akan mendapatkan kesibukan dan cobaan masing-masing. Tidak ada satu pun yang hidupnya 100% tenang. Bahkan orang yang mengasingkan diri pun tetap akan berhadapan dengan aghyar—misalnya rasa bangga dengan ibadahnya, atau masih terbawa sakit hati terhadap ucapan orang lain.  


### Solusi: Kembali kepada Allah

Karena tabiat dunia memang begitu, maka solusinya hanya satu: kembali kepada Allah dalam setiap keadaan.  

- Mengadukan segala keluh kesah langsung kepada Allah, bukan hanya kepada manusia.  

- Memperbanyak zikir dan doa dalam keseharian.  

- Membiasakan mengaitkan setiap aktivitas dengan nama Allah—makan dengan bismillah, masuk rumah dengan salam, keluar-masuk masjid dengan doa, bahkan bersin pun diiringi doa dan saling mendoakan.  


Dengan cara itu, hidup seorang muslim selalu terhubung dengan Allah, bahkan dalam hal-hal sederhana.  


### Pentingnya Pendidikan Adab Sejak Dini

Anak-anak perlu dididik dengan adab islami sejak kecil, baik di sekolah maupun di rumah. Jika sekolah formal tidak cukup memberi porsi agama, maka harus ditambah dengan pengajian sore atau pendidikan Al-Qur’an. Karena kebiasaan kecil seperti doa, salam, dan adab islami akan melekat kuat pada diri mereka.  


### Dunia sebagai Ujian

Allah memang menciptakan dunia penuh dengan syahwat: cinta kepada harta, anak, pasangan, kebun, ternak, dan sebagainya. Semua itu adalah ujian.  


Seorang mukmin selalu dalam keadaan baik:  

- Jika diberi nikmat, ia bersyukur → mendapat pahala.  

- Jika diberi cobaan, ia bersabar → mendapat pahala.  


Inilah yang membedakan orang beriman dengan orang kafir atau ateis. Bagi mukmin, hidup penuh harapan karena yakin ada balasan indah setelah terowongan gelap dunia. Sedangkan bagi orang yang tidak beriman, dunia terasa menekan karena diyakini berakhir tanpa makna.  


### Penutup

Kesimpulannya:  

- Dunia adalah tempat ujian, bukan tempat istirahat.  

- Tidak ada seorang pun yang bisa lepas sepenuhnya dari kesibukan dunia.  

- Solusi adalah selalu kembali kepada Allah melalui doa, zikir, dan mengaitkan segala nikmat dengan-Nya.  

- Semoga kita semua diberi kekuatan untuk melalui ujian dunia dengan sabar dan syukur, hingga akhirnya mendapat husnul khatimah. Amin, Allahumma amin.

No comments: